Kamis, 10 Mei 2012

Kayak Trip Dadapan - Bendung Tegal



Cuaca cerah dan ceria hari itu, ketika kami meluncur ke selatan meninggalkan kota Jogja menuju ke kawasan Imogiri. Beberapa menit setelah melewati terminal bus Giwangan kami sampai di pertigaan pasar Imogiri. Pak sopir-pun dengan cekatan menyalakan sein kearah kanan, menjauh dari pusat keramaian daerah Imogiri yang bersahaja. Kami menikung kearah barat. Bunyi berkelepak sesekali terdengar dari tujuh buah kayak lipat yang kami tumpuk di atap mobil…., beradu dengan bunyi batuk-batuk pak sopir yang saat itu memang lagi masuk angin.

Pertigaan berikutnya kami masih lurus tak bergeming. Tak lama setelah itu jalanan menikung ke kanan dan pemandangan sungai yang menggoda terhampar di jendela sebelah kiri. Selang beberapa detik, kami melintasi jembatan, lalu parkir di depan rumah penduduk di seberang jembatan. Kami lalu menurunkan kayak, bersiap-siap dan melongok lagi ke arah sungai dengan bersemangat.

Sungai itu tepiannya rimbun oleh pepohonan besar, dan sesekali ladang penduduk menyeruak hingga hampir menyentuh badan sungai. Air sungai itu berwarna kelabu dan bergurat-gurat tertiup angin. Arusnya terlihat tenang seperti air di empang milik kakek. Pokoke..., meskipun tidak begitu besar, sungai itu benar-benar keren dan mbois.


Opak atas yang gemulai


Sebetulnya sungai itu adalah sungai Opak atas - menurut istilah kami dhewe. Beberapa kilometer dari titik itu, tepatnya di wilayah kecamatan Pundong, Bantul, Opak atas ini menyatu dengan sungai Oya yang mengalir dari perbukitan di sebelah timur, dan mereka bersama-sama, seia-sekata, saling bergandeng tangan menuju laut selatan. Setelah pertemuan Opak – Oya penampang sungai bertambah lebar dan karakternya-pun berubah. Alur sungai berada jauh di dasar lembah, dan elevasi lumayan tinggi sehingga arus terbilang cukup deras. Mulai dari situ – menurut istilah kami dhewe – kami sebut Opak bawah.

Aliran khas lowland river


Nah...., kembali lagi ke Opak atas. Meski jalur kayak ini terbilang mbois, tapi jangan bermimpi untuk bisa mengarungi jalur ini sampai ke titik dimana sungai ini bertemu dengan sungai Oya  (Tempuran). Bukan lantaran sungai ini berubah liar menjelang tempuran, tapi karena terdapat banyak dam dan bendungan di sepanjang jalur ini yang mustahil utk di lewati meskipun kayak yang anda pakai tergolong kayak mutakhir yang berteknologi tinggi. 


Starting point....., di bawah jembatan



Karena alasan itulah kami memutuskan untuk memulai trip ini dari jembatan Karangsemut di wilayah Imogiri dan berakhir di Bendung Tegal. Jalur ini berada diantara dua bendungan besar yaitu bendung dadapan dan bendung Tegal . Kami start dari bawah jembatan yang hanya berjarak beberapa menit ke arah barat dari tikungan pasar Imogiri dan finish beberapa meter dari dam bendung tegal yang luas menyerupai danau.

Dominasi rumpun bambu pada satu jam pertama pengarungan


Kami memulai pengarungan tepat di bawah jembatan di sisi barat sungai yang berpasir lembut.  Di sisi timur hamparan sawah tampak menyatu dengan garis langit. Beberapa petani melambaikan capingnya saat kami mulai mendayung ke arah hilir, tapi beberapa pemancing ikan tampak gusar dengan suara canda kami di tengah sungai.

Meluncur damai



Istirahat sejenak

Sepanjang perjalanan kami disuguhi pemandangan yang cukup beragam; mulai hamparan sawah, ladang ketela, rerimbunan pohon bambu dan vegetasi  sungai yang lain,  sampai deretan rumah rumah penduduk yang khas dan menyenangkan. Setengah perjalanan, ketika sungai menikung tajam, pemandangan berubah drastis; deretan perbukitan yg hijau dan langit biru tampak di kejauhan. Di kanan kiri sungai hanya sawah, pohon pisang, dan rumpun kangkung liar. Lembah sungai tampak datar, dan meskipun hijau menyejukkan, pepohonan besar tumbuh jauh dari pinggiran sungai. Pemandangan yang mengasyikkan.

Sungai nan rindang

Penampang sungai mulai melebar

Ombak tipis menemani

Setelah melewati separo perjalanan, dengan pemandangan yang beragam, penampang sungai semakin melebar. Pinggiran sungai tak lagi berpasir melainkan lumpur coklat yang pekat dengan rumpun kangkung tumbuh liar diatasnya...., kami telah mendekati bendung Tegal.  Asap putih mengepul dari balik rerimbunan pohon di ujung dam, pertanda bakul mie ayam telah siap menyambut kami.
Setelah sekitar 3 jam berkayak dan bercanda, akhirnya kami mendaratkan kayak di lumpur pekat di sisi timur bendung tegal. Pengarungan di akhiri dengan semangkuk mie ayam dan es teh yang lezat.


Perubahan vegetasi tepian sungai
Menjelang Bendung Tegal

Menuju finish point




 


Adu cepat







 

Selesai

Wish to have you with us on our next trip..................
Jangan lupa............ tetap cintai sungai.............!!!
Salam
KAYAKING JOGJA

 

 

5 komentar:

  1. Boleh tahu nggak mas, kedalaman sungainya sampai berapa meter ya? - Dewi -

    BalasHapus
  2. Satu jam pertama di jalur ini kedalaman antara 1 sampai 1,5 meter. Tapi memasuki area bendung Tegal kedalaman bertambah sampai sekitar 3 meter. Kami menyusuri bagian pinggir yg kedalamannya tak pernah lebih dari 1 meter saja.

    BalasHapus
  3. Kapan di upload di blog ini daftar sungai-sungai di Jogja yang lezat untuk di jajal? Kepingin nih...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mas Anonim: Daftar sungai beserta detailnya masih dalam taraf editing. Mohon bersabar sejenak. Pasti tayang gak lama lagi. Nuwun.

      Hapus

Komentar dari anda merupakan Kemajuan bagi kami agar selalu lebih baik dari sekarang. Tetap Cintai Sungai!!!!